Makalah
Fungsi Motivasi
Mata
Kuliah Perencanaan Pengantar Manajemen
Dikerjakan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
DOSEN
PENGASUH :
Rotua
S P Simanullang, M.Si
Disusun
Oleh ;
Amelia
Rani Sipayung( 7143341007 )
KELAS : EKSTENSI
B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
UNIMED 2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.Bahwa kami telah menyelesaikan tugas
mata kuliah Pengantar Manajemen dengan topik pembahasan yaitu tentang “Fungsi
Motivasi“.Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Manajemen dan sebagai penambah pengetahuan mengenai motivasi.
Dengan
adanya dukungan dan bimbingan dari Dosen Pengajar mata kuliah Pengantar
manajemen Ibu Rotua Sahat P. Simanullang, S.Pd., M.Si, makalah ini
dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Dalam penulisan makalah ini pasti banyak
kesalahan atau kekurangan baik secara tidak sengaja ataupun ketidaktahuan, kami
mohon maaf atas ketidaknyamanan dalam membaca makalah ini
Akhirnya
kami berharap semoga laporan hasil kerja kami ini dapat bermanfaat khususnya
bagi kami ( mahasiswa ) untuk menambah wawasan dalam meningkatkan kualitas
dalam kehidupan.
Medan, 29 Oktober 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Manajer atau pemimpin adalah orang-orang
yang mencapai hasil melalui orang lain. Orang lain itu adalah para bawahan.
Berhubung dengan itu menjadi kewajiban dari setiap pemimpin agar para
bawahannya berprestasi. Prestasi bawahan, terutama disebabkan oleh dua hal
yaitu: kemampuan dan daya dorong. Kemampuan adalah sifat-sifat pribadi, sedang
daya dorong dipengaruhi oleh sesuautu yang ada dalam diri seseorang dan hal-hal
lain di luar dirinya.
Daya dorong yang ada dalam diri
seseorang, sering disebut motivasi.Daya dorong di luar diri seseorang, harus
ditimbulkan pemimpin dan agar hal-hal di luar diri seseorang itu turut
mempengaruhinya, pemimpin harus memilih berbagai sarana atau alat yang sesuai
dengan orang itu. Oleh karena fungsi motivasi yang sangat lah penting dalam
proses manajerial, penting untuk kita untuk mengetahui lebih jauh tentang
fungsi motivasi tersebut.
1.2.
Tujuan Penulisan
1.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk
menyelesaikan salah satu tugas pengantar manejemen di semester I.
2.
Penulis bermaksud mengupas dan membagi
ilmu tentang fungsi motivasi agar dapat membantu penulis sendiri dan mahasiswa mengetahui dan memahami fungsi
motivasi.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
cara kita mendapatkan motivasi dalam kerja ?
2. Bagaimana
cara untuk membangun motivasi kerja ?
3. Sampai
sejauh mana cara yang efektif untuk membangkitkan motivasi kerja kita ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Motivasi
Salah satu aspek memanfaatkan
pegawai ialah pemberian motivasi (daya perangsang) kepada pegawai, dengan
istilah populer sekarang pemberian kegairahan bekerja kepada pegawai. Telah
dibatasi bahwa memanfaatkan pegawai yang memberi manfaat kepada perusahaan. Ini
juga berarti bahwa setiap pegawai yang memberi kemungkinan bermanfaat ke dalam
perusahaan, diusahakan oleh pimimpin agar kemungkinan itu menjadi kenyataan.
Usaha untuk merealisasi kemungkinan tersebut ialah dengan jalan memberikan
motivasi. Motivasi ini dimaksudkan untuk memberikan daya perangsang kepada
pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan
upayanya (Manulang , 2002).
Menurut
The Liang Gie Cs. (Matutina dkk ,1993) bahwa pekerjaan yang
dilakukan oleh seseorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat, dan
dorongan kepada orang lain (pegawai) untuk mengambil tindakan-tindakan.
Pemberian dorongan ini dimaksudkan untuk mengingatkan orang-orang atau pegawai
agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari
orang tersebut. Oleh karena itu seorang manajer dituntut pengenalan atau
pemahaman akan sifat dan karateristik pegawainya, suatu kebutuhan yang
dilandasi oleh motiv dengan penguasaan manajer terhadap perilaku dan tindakan
yang dibatasi oleh motiv, maka manajer dapat mempengaruhi bawahannya untuk
bertindak sesuai dengan keinginan organisasi.
Menurut Martoyo (2000) motivasi pada dasarnya adalah proses untuk mencoba
mempengaruhi seseorang agar melakukan yang kita inginkan. Dengan kata
lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau melaksanakan
sesuatu. Dengan dorongan (driving force) disini dimaksudkan desakan yang alami
untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup, dan kecendrungan untuk
mempertahankan hidup. Kunci yang terpenting untuk itu tak lain adalah pengertian
yang mendalam tentang manusia.
Motivasi berasal dari motive atau
dengan prakata bahasa latinnya, yaitu movere, yang berarti “mengerahkan”.
Seperti yang dikatakan Liang Gie dalam bukunya Martoyo (2000) motive atau
dorongan adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu
atau bekerja. Seseorang yang sangat termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan
upaya substansial, guna menunjang tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya, dan
organisasi dimana ia bekerja. Seseorang yang tidak termotivasi, hanya
memberikan upaya minimum dalam hal bekerja. Konsep motivasi, merupakan sebuah
konsep penting studi tentang kinerja individual. Dengan demikian motivasi atau
motivation berarti pemberian motiv, penimbulan motiv atau hal yang menimbulkan
dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Dapat juga dikatakan bahwa
motivation adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara
tertentu (Martoyo , 2000).
Menurut Martoyo (2000)
motivasi kinerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja.
Menurut Gitosudarmo dan Mulyono (1999) motivasi adalah suatu faktor yang
mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu,
oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong
perilaku seseorang. Setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang manusia pasti
memiliki sesuatu faktor yang mendorong perbuatan tersebut. Motivasi atau
dorongan untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas
perusahaan. Tanpa adanya motivasi dari para karyawan atau pekerja untuk bekerja
sama bagi kepentingan perusahaan maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan
tercapai. Sebaliknya apabila terdapat motivasi yang besar dari para karyawan
maka hal tersebut merupakan suatu jaminan atas keberhasilan perusahaan dalam
mencapai tujuannya.
Motivasi atau dorongan kepada
karyawan untuk bersedia bekerja bersama demi tercapainya tujuan bersama ini
terdapat dua macam, yaitu:
a. Motivasi finansial, yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif.
b. Motivasi nonfinansial, yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial/ uang, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan manusia dan lain sebagainya (Gitosudarmo dan Mulyono , 1999).
a. Motivasi finansial, yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif.
b. Motivasi nonfinansial, yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial/ uang, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan manusia dan lain sebagainya (Gitosudarmo dan Mulyono , 1999).
Menurut George R. dan Leslie W.
(dalam bukunya Matutina. dkk , 1993) mengatakan bahwa motivasi adalah “……getting
a person to exert a high degree of effort ….” yang artinya motivasi membuat
seseorang bekerja lebih berprestasi. Sedang Ravianto (1986) dalam
bukunya ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kinerja, yaitu
atasan, rekan, sarana fisik, kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa uang,
jenis pekerjaan.
Dari berbagai defenisi diatas dapat
disimpulkan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dan
mengarahkan tingkah laku individu serta organisasi untuk melakukan suatu
tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada
pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidak seimbangan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan
Perilaku yang diharapkan untuk
ditunjukkan oleh tenaga kerja di perusahaan tentunya perilaku yang akan
menghasilkan kinerja terbaik bagi perusahaan, dan tentunya bukan sebaliknya.
Kinerja terbaik menurut Griffin (2000) ditentukan oleh 3 faktor, yaitu :
1. Motivasi (motivation), yaitu yang terkait dengan keinginan untuk melakukan
pekerjaan
2. Kemampuan (ability), yaitu kapasitas
dari tenaga kerja atau SDM untuk melakukan pekerjaan
3. Lingkungan pekerjaan (the work environment), yaitu sumberdaya
dan situasi yang dilakukan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Motivasi seseorang ditentukan oleh
intensitas motifnya. Yang dimaksud motif disini adalah kebutuhan (need), keinginan(wish), dan dorongan (desire)
atau inpuls. Motivasi cenderung menurun kekuatannya apabila sudah terpenuhi
atau terhambat pemenuhannya.Pemuasan terhadap suatu kebutuhan mungkin terhambat
dan orang itu putus asa (frustasi).Akan tetapi, ada pula yang ulet untuk
mengatasi hambatan itu dan akhirnya berhasil.
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut
motivasi (motivation) atau motif, antara lain kebutuhan (need), desakan (urge),
keinginan (wish), dan dorongan (drive)
Motivasi
dibagi menjadi dua yaitu :
1. Motivasi
Intrinsik
Motivasi ini adalah
pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu, berupa
kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat pekerjaan yang dilaksanakannya.
2. Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi ini adalah
pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai individu berupa
suatu kondisi yang mengharuskannya melaksanakan pekerjaan secara maksimal.
2.2
Pandangan
Motivasi Dalam Organisasi
Pandangan
motivasi dalam organisasi dapat dilihat dari tiga jenis teori motivasi yang
ada, yaitu :
1. Model
Tradisional
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah
yang dikemukakan oleh Frederic Winslow Taylor.Model ini mengisyaratkan
bagaimana manajer menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan
sistem pengupahan insentif untuk memacu para pekerja agar memberikan
produktivitas yang tinggi.
Teori produktivitas memandang bahwa
tenaga kerja pada umumnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan memberikan
penghargaan dalam wujud materi (uang).Pendekatan ini cukup efektif dalam banyak
situasi sejalan dengan peningkatan efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja
sudah merupakan suatu kebiasaan dan para pekerja akan mencari jaminan daripada
hanya kenaikan upah kecil dan sementara.
2. Model
hubungan Manusiawi
Elton Mayo dan para peneliti hubungan
manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada
pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang rutin merupakan pengurang
dari motivasi.Untuk itu para karyawan perlu dimotivasi melalui pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan sosial dan membuat mereka berguna dan penting dalam
organisasi.
Para karyawan diberi kebebasan membuat
keputusan sendiri dalam pekerjaannya, untuk para pekerja informal perlu
mendapat perhatian yang lebih besar.Lebih banyak informasi disediakan untuk
karyawan tentang perhatian manajer dan operasi organisasi.
3. Model
Sumber Daya Manusia
McGregor, Maslow, Argyris dan Likert
mengkritik model hubungan manusiawi, bahwa seorang bawahan tidak hanya
dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tapi
juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti, dalam
arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik,
diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan dan
pelaksanaan tugas.
Hubungan
antara asumsi-asumsi motivasi terhadap model-model motivasi
Asumsi
|
||
Model Tradisional
|
Model Hubungan Manusia
|
Model Sumberdaya
|
1. Pekerjaan pasti tidak disukai oleh kebanyakan orang
2. Fokus pada imbalan dari pada pekerjaan yang dikerjakan
|
1. Orang ingin merasa berguna dan penting
2. Orang ingin menjadi dan dihargai sebagai individu
|
1. Orang ingin memberikan kontribusi untuk mencapai
sasaran
2. Kebanyakan orang bisa bekerja lebih kreatif,
mengarahkan diri dan mengendalikan diri
|
Hubungan
antara kebijakan-kebijakan motivasi terhadap model-model motivasi
Kebijakan
|
||
Model Tradisional
|
Model Hubungan Manusia
|
Model Sumberdaya
|
1. Perlu pengawasan dan pengendalian yg ketat
2. Pembagian pekerjaan harus sampai detail
3. Membuat prosedur operasi standar yang rinci
|
1. Karyawan harus dibuat berguna dan penting
2. Informasi dari atas maupun dari bawah
3. Harus ada peluang agar bawahan dapat mengarahkan dan
mengendalikan dirinya (untuk kegiatan rutin)
|
1. Memberdayakan SDM yang ada
2. Ciptakan lingkungan kerja agar semua SDM dapat
berkontribusi
3. Harus didorong agar SDM dapat berpartisipasi penuh
|
Hubungan
antara harapan-harapan motivasi dengan model-model motivasi
Harapan
|
||
Model Tradisional
|
Model Hubungan Manusia
|
Model Sumberdaya
|
1. Orang
akan tetap bekerja kalau imbalannya
menguntungkan dan adil
2. Tugas sederhana dan dikendalikan dengan ketat, produksi
meningkat
|
1. Berbagi informasi dengan bawahan dan melibatkannya
dalam pengambilan keputusan rutin
2. Perbaiki semangat kerja dengan mengurangi penolakan
wewenang formal
|
1. Memperluas peran bawahan untuk perbaikan efisiensi
operasional
2. Kepuasan kerja merupakan hasil pemanfaatan sepenuhnya
SDM
|
2.3
Teori
– Teori Motivasi
Teori Hierarki Kebutuhan dari
Abraham Maslow
Maslow
menyatakan bahwa orang-orang individu termotivasi untuk berperilaku dalam
pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhannya yang terdiri dari lima tingkatan
kebutuhan. Kelima tingkatan kebutuhan itu adalah kebutuhan fisik (physical needs), kebutuhan keamanan (safety and security needs), kebutuhan
social (social/belongingness needs),
kebutuhan penghargaan (esteem needs),
dan kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization
needs).
KEBUTUHAN
FISIK= kebutuhan yang paling dasar dari manusia yang akan memotivasi mereka
untuk bekerja adalah kebutuhan fisik. Kebutuhan ini dapat berupa makanan,
kebutuhan seksual, dan kebutuhan biologis lainnya. Dalam sebuah perusahaan ini
akan terpenuhi manakala tenaga kerja atau individu mendapatkan upah minimum
yang mereka ehendaki, lingkungan pekerjaan yang nyaman, dan lokasi yang bersih
dari populasi.
KEBUTUHAN
KEAMANAN= kebutuhan keamanan ini bukan
hanya sekedar untuk merasa aman akan keamanan dari berbagai gangguan fisik
maupun mental, akan tetapi juga perasaan aman akan ketidakpastian di masa yang
akan datang. Oleh karena itu, di antara contoh akan kebutuhan ini adalh rencana
pasca pensiunan dari pekerjaan, tunjangan di hari tua, dan lain sebagainya.
KEBUTUHAN
SOSIAL= perusahaan dapat memenuhi
kebutuhan ini melalui penciptaan kondisi yang memungkinkan para tenaga kerja
untuk berinteraksi satu sama lain dalam pekerjaannya secara lebih fleksibel dan
terbuka.
KEBUTUHAN
AKAN PENGHARGAAN= kebutuhan akan penghargaan merupakan salah satu kebutuhan
yang akan memotivasi tenaga kerja agar dapat bekerja dengan baik setelah
kebutuhan fisik, keamanan, dan social terpenuhi. Kebutuhan ini dapat berupa penghargaan dari
lingkungan sekitar, dari atasan , maupun adanya kejelasaan atas penghargaan
bagi tenaga kerja yang berprestasi. Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan ini
dengan menerapkan sistem pemberian penghargaan
yang jelas bagi setiap tenaga kerja, kemudian juga dengan menciptakan
budaya organisasi yang menghargai setiap upaya yang dilakukan oleh setiap
tenaga kerja.
KEBUTUHAN
AKTUALISASI DIRI= kebutuhan ini menyangkut kebutuhan untuk menempatkan diri
individu dalam lingkungan dan untuk pengembangan diri. Kebutuhan ini dapat
berupa adanya tuntutan untuk pengembangan karier yang jelas, pekerjaan yang
menantang, dan lain-lain.Perusahaan ini dapat memenuhi kebutuhan ini dapat
melalui pemberian promosi bagi tenaga kerja yang menunjukkan prestasi atau
melalui pelibatan sesering mungkin pegawai dalam berbagi proyek atau kegiatan
yang memiliki tantangan. Arti dari
kebutuhan ini adalah pemenuhannya berawal dari bawah, yaitu kebutuhan
fisik, hingga tingkatannya yang paling tinggi, yaitu kebutuhan aktualisasi
diri. Kebutuhan hierarkinya lebih tinggi cenderung tidak akan memotivasi tenaga
kerja sekiranya kebutuhan pada hierarki yang lebih bawah belum terpenuhi.
Teori ERG dari Clayton Alfelder
ERG
merupakan singkatan dari Existence,
Relatedness,dan Growth. Teori ini memiliki 2 perbedaan dari teori
sebelumnya yaitu teori Maslow. Perbedaan pertama adalah Alfelderhanya membagi
tingkatan kebutuhan manusia menjadi kebutuhan existence atau kebutuhan mendasar
manusia untuk bertahan hidup ( seperti kebutuhan fisik dan keamanan dari
Maslow), kebutuhan Relatedness atau kebutuhan unyuk melakukan berinteraksi
dengan sesama, dan kebutuhan Growth atau kebutuhan untuk menyalurkan kreatfitas
dan bersikap produktif.
Perbedaan
kedua adalah bahwa Alfelder cenderung berpandangan bahwa kebutuhan seseorang
sekalipun bersifat hierarkis, akan tetapi bersifat tidak tetap, artinya
kebutuhan existence-nya terpenuh, maka ada kemungkinan bahwa seseorang akan
membutuhkan kembali kebutuhan existence-nya
Teori Murray
Teori
kebutuhan menurut Murray (1938) beramsumsi bahwa manusia mempunyai sejumlah
kebutuhan yang memotivasinya untuk berbuat.Kebutuhan-kebutuhan manusia itu
menurut Murray antara lain (1) pencapaian hasil kerja, (2) afiliasi, (3)
agresi, (4) otonomi, (5) pamer, (6) kata hati, (7) memelihara hubungan baik,
(8) memerintah/berkuasa, (9) kekuatan, dan (10) pengertian.Kebutuhan yang
disebutkan Murray tersebut bersifat kategori saja.Sebenarnya kebutuhan manusia
itu sangat banyak, kompleks, dan tidak terbatas.
Teori X dan Y McGregor
Teori
X dan Y dikembangkan oleh McGregor atas dasar karakteristik manusia merupakan
anggota organisasi dalam hubungannya dengan penampilan organisasi secara
keseluruhan dan penampilan individu dalam melaksanakan tugass-tugasnya. Teori
McGregor beramsumsi bahwa kedua teori X dan Y adalah berbeda, seperti yang
ditunjukkan table berikut
Manusia Tipe X
|
Manusia Tipe Y
|
1. Malas
belajar dan bekerja (pasif).
2. Mau
bekerja kalau diperintah, dipaksa, atau diancam.
3. Senang
menghindar dari tanggung jawab.
4. Tidak
berambisi dan cukup menjadi anak buah saja.
5. Tidak
mempunyai kemampuan untuk mandiri.
|
1. Rajin
belajar atau bekerja (aktif). Bekerja adalah bermain sehingga menyenangkan.
2. Bekerja
atas kesadaran sendiri, kurang senang diawasi dan kreatif dalam memecahkan
masalah.
3. Bertanggung
jawab.
4. Berambisi.
5. Mampu
mengendalikan dirinya sendiri mencapai tujuan organisasinya (mandiri).
|
Teori Tiga Kebutuhan dari Atkinson
dan McClelland
Atkinson
menyatakan bahwa terdapat tiga jenis kebutuhan manusia yang mendorong seseorang
untuk termotivasi dalam berperilaku dan melakukan sesuatu. Ketiga kebutuhan
tersebut adalah kebutuhan akan kekuasaan (need
for power N-pow), kebutuhan untuk melakukan interaksi secara social atau
berafiliasi (need for affiliation atau
N-Aff), dan kebutuhan untuk meraih prestasi (need for achievement atau N-Ach).
KEBUTUHAN
UNTUK BERPRESTASI= McClelland
menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang
tinggi (N-Ach tinggi) memiliki karakteristik sebagai orang yang menyukai
pekerjaan yang menantang, beresiko, serta menyukai adanya tanggapan atas
pekerjaan yang dilakukannya. Begitu pun sebaliknya orang yang memiliki
kebutuhan prestasi yang rendah cenderung
memiliki karakteristik yang sebaliknya.
KEBUTUHAN
AKAN KEKUASAAN= di sisi kebutuhan akan kekuasaan (N-Pow), McClelland memandang
bahwa kebutuhan ini terkait dengan tingkatan dari seseorang dalam
melakukankontrol atas situasi dan lingkungan yang dihadapinya.
Teori Dua Faktor dari Herzberg
Hasil
dari penelitian Fredrick Herzberg menunjukkan bahwa seseorang cenderung akan
termotivasi atau tidak didorong oleh dua jenis factor yang terdapat dalam
lingkungan pekerjaan. Kedua factor tersebut adalah factor yang mendorong kepada
kepuasaan dalam pekerjaan (satisfiers
atau motivating factors), serta factor yang akan mendorong kepada
ketidakpuasan dalam pekerjaan (dissatisfiers
atau hygiene factors).
MOTIVATING
FACTORS= yang dimaksud dengan factor pendorong kepada kepuasan dalam pekerjaan
(motivating factors) adalah berbagai
kebutuhan yang terdapat dalam seseorang yang menuntut untuk terpenuhi sehingga
jika terpenuhi akan mendorong tercapainya
kepuasan dalam seseorang dalam pekerjaannya. Yang termasuk kedalam
factor ini adalah kesempatan untuk berprestasi (achievement), adanya pengakuan dalam lingkungan pekerjaan (recognition), adanya kesempatan untuk
bertanggung jawab (responsibility),
serta adanya kesempatan untuk berkembang dan menggembangkan diri (advancement and growth).
HYGIENE FACTORS= yang termasuk kedalam factor
ini adalah kebutuhan akan kebijakan administrasi perusahaan yang jelas dan adil
(company police and administration),
adanya supervise yang memadai (supervision),
keserasian hubungan dengan supervise (relation
withsupervision), kondisi pekerjaan yang kondusif (working condition), gaji atau upah yang banyak (salary), hubungan yang baik antar
pekerja (relation with peers), adanya
penghargaan terhadap kehidupan pribadi (personal
life), hubungan yang serasi dengan bawahan (relation withsubordinates), adanya kejelasan status pekerjaan (job status), dan masa depan dari
pekerjaan yang dijalani (job safety).
Teori Proses (ProcessTheoris)
Teori
proses berkenaan bagaimana perilaku timbul dan dijalankan. Teori-teori proses
yang di bahas antara lain;
·
Teori
Pengharapan (Expectation Theory)
teori
pengharapan mengatakan bahwa seorang individu cenderung bertindak dengan
cara-cara tertentu berdasarkan pengharapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti
oleh hasil tertentu dan berdasarkan daya tarik hasil tersebut bagi orang lain.
Teori itu mencakup tiga variable dan hubungan:
1. Pengharapan
atau kaitan usaha kinerja adalah kemungkinan yang dirasakan oleh orang tersebut
bahwa melakukan jumlah usaha tertentu akan menghasilkan kinerja tertentu.
2. Instrumentalis atau kaitan kinerja imbalan
yakni tingkat sejauh mana orang tersebut percaya bahwa bekerja pada tingkat
tertentu itu menjadi sarana untuk tercapainya hasil yang diinginkan.
3. Valensi
atau daya tarik imbalan yakni bobot yang ditetapkan oleh orang tersebut ke
potensi hasil atau imbalan yang dapat dicapai ditempat kerja.
·
Teori
Pembentukan Perilaku (Reinforcement
Theory)
B.F Skinner
mengemukakan pendapat lain terhadap motivasi yang mempengaruhi dan merubah
perilaku kerja yaitu teori pembentukan perilaku (operant conditing). Pendekatan ini didasarkan terutama diatas hukum
pengaruh (law of effect) yang menyatakan bahwa perilaku yang diikuti
konsekuensi-konsekuensi hukuman cenderung tidak diulang.
Ada
empat teknik yang dapat dipergunakan manajer untuk mengubah perilaku bawahan:
a. Penguatan
positif, bisa penguat primer seperti minuman atau makanan yang memuaskan
kebutuhan-kebutuhan biologis, ataupun penguat sekunder seperti penghargaan yang
berwujud hadiah, promosi, dan uang.
b. Penguat
negative, dimana individu atau mempelajari perilaku yang membawa kosekuensi
tidak menyenangkan dan kemudian menghindari perilaku tersebut dimasa mendatang.
c. Pemadaman,
dilakukan dengan peniadaan penguatan.
d. Hukuman,
melalui mana manajer mencoba untuk mengubah perilaku bawahan yang tidak tepat
dengan pemberian konsekuensi- konsekuensi negatif.
·
Teori
Porter-Lawier
Model
pengharapan ini menyajikan sejumlah implikasi bagi manajer tentang bagaimana
seharusnya memotivasi bawahan dan juga implikasi bagi organisasi. Seperti yang
diutarakan oleh Nadler dan Lawier, implikasi-implikasi model tersebut bagi
manajer mencakup:
1. Pemberian
penghargaan yang sesuai dengan kebutuhan bawahan
2. Penentuan
prestasi yang diinginkan
3. Pembuatan
tingkat prestasi yangdapat dicapai
4. Penghubungan
penghargaan dengan prestasi
5. Penganalisaan
fakor-faktor apa yang bersifat berlawanan dengan efektivitas penghargaan
6. Penentuan
penghargaan yang mencakupi atau memadai
·
Teori
keadilan/ kesetaraan (Equity Theory)
teori
kesetaraan yang dikembangkan oleh J.Stacey Adams, mengatakan bahwa para
karyawan melihat (mempresepsikan) apa yang mereka peroleh dari situasi (hasil)
pekerjaan untuk dikaitkan dengan apa yang mereka masukkan ke pekerjaan itu
(input).
Teori
kesetaraan mengatakan bahwa para karyawan dapat;
1. Mengubah
input maupun hasil mereka sendiri atau orang lain
2. Berperilaku
sedemikian rupa guna mendorong orang lain mengubah input atau hasil mereka
3. Berperilaku
sedemikian rupa guna mengubah input atau hasil mereka sendiri
4. Memilih
orang yang berbeda-beda sebagai pembanding
5. Meninggalkan
pekerjaan mereka
Teori
Ekspetasi dari Lewin dan Vroom
Teori ekspetasi (harapan) dari vroom
(1964) telah dikembangkan Poster dan Lawler (1968) serta ahli-ahli lainnya.
Vroom menjelaskan bahwa motivasi adalah hasil dari tiga factor, yaitu 1)
valensi, 2) harapan, 3) instrumentasi. Rumusnya adalah berikut
|
Motivasi
=valensi x harapan x instrumentasi
|
Valensi adalah
kekuatan prefensi seseorang untuk memperoleh imbalan, harapan adalah kadar kekuatan
keyakinan bahwa usaha kerja akan menghasilkan penyelesaian tugas, sedangkan
instrumentasi adalah keyakinan seseorang bahwa ia akan memperoleh imbalan atas
pekerjaan yang telah diselesaikannya.
Teori
White
Menurut teori
white seperti yang dikutip Handoko (2003) menyatakan bahwa motif uang bukanlah
jaminan untuk meningkatkan kinerja manusia karena kebutuhan manusia terhadap
uang adakalanya mengalami titik kejenuhan seningga uang tidak lagi memotivasi
manusia.Di samping itu, manusia dapat menolak uang karena tugas yang dibebankan
kepadanya melampaui kemampuannya.Disamping itu manusia membutuhkan istirahat
dan berkumpul bersama keluarga atau sahabat.
2.4
Tujuan
Motivasi
Tujuan motivasi menurut Malayu
S.P. Hasibuan (2005:146)adalah sebagai berikut:
a.
Meningkatkan
moral dan kepuasan kerja karyawan.
b.
Meningkatkan
produktivitas kerja karyawan.
c.
Mempertahankan
kestabilan karyawan perusahaan.
d.
Meningkatkan
kedisiplinan karyawan.
e.
Mengefektifkan
pengadaan karyawan.
f.
Menciptakan
suasana dan hubungan kerja yang baik.
g.
Meningkatkan
loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan.
h.
Meningkatkan
kesejahteraan karyawan.
i.
Mempertinggi
rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
j.
Meningkatkan
efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
2.5
Fungsi Motivasi
Motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan
mempengaruhi serta merubah kelakuan. Fungsi motivasi tersebut adalah:
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu
perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul sesuatu tindakan atau perbuatan.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengaruh artinya
mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang di inginkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
2.6
Jenis
–Jenis Motivasi
Malayu
S.P Hasibuan (2005:150) mengatakan bahwa jenis-jenis motivasi adalah sebagai
berikut:
a. Motivasi Positif (Insentif Positif)
Motivasi Positif adalah Manajer memotivasi
(merangsang) bawahan denganmemperhatikan/melakukan beberapa hal sebagai berikut
:
•
Penghargaan terhadap pekerjaan
Kebanyakan
manusia senang menerima pengakuan terhadap pekerjaan yang diselesaikannya
dengan baik, berdiam diri saja tidak cukup.Terutama apabila pekerjaan baik
dihargai tanpa komentar, sementara pekerjaan jelek selalu diberikan teguran.
Bagaimana penghargaan terhadap pekerjaan yang teselesaikan dengan baik akan
menyenangkan hati itu.
•
Komunikasi dan informasi
Pemberian
informasi yang jelas akan sangat berguna untuk menghindari adanya gosip,
desas-desus dan sebagainya harus ada informasi dan komunikasi kepada karyawan
dengan baik, jelas dan terperinci. Hasilnya, setelah diberikan penjelasan atau
informasi, mereka akan bersemangat atau termotivasi dalam bekerja.
•
Persaingan, partisipasi dan kebanggaan
Pada
umumnya, setiap orang sering bersaing secara sehat dan jujur.Sikap dasar ini
bisa di manfaatkan oleh para pemimpin dengan memberikan motivasi persaingan
yang sehat dalam menjalankan tugasnya.Pemberian hadiah untuk yang menang
merupakan bentuk motivasi postif.Dengan dijalankannya partisipasi ini bisa di
peroleh manfaat, seperti bisa dibuatnya keputusan yang lebih baik karena banyak
sumbangan pikiran, adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang
diberikan dan adanya perasaan diperlukan.Kebanggan disini sebagai alat motivasi
dengan persaingan dan pemberian penghargaan.
b. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Motivasi Negatif adalah Manajer memotivasi bawahan dengan standar
mereka akan mendapatkan hukuman. Dengan motivasi negatif ini semangat bekerja
bawahan dalam waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi
untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik.
2.7
Metode Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:149), mengatakan bahwa ada dua
metode motivasi adalah sebagai berikut:
a. Motivasi Langsung (Direct Motivation)
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan
Non Materiil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan
untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya, jadi sifatnya khusus, seperti
pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa.
b. Motivasi Tidak Langsung (Indirect Motivation)
Motivasi Tidak langsung adalah motivasi yang diberikan
hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja
atau kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan
pekerjaannya.Misalnya ruangan kerja yang nyaman, suasana pekerjaan yang serasi
dan sejenisnya.
2.8
Proses
Motivasi
Malayu S.P. Hasibuan (2005:151), mengatakan bahwa proses
motivasi adalah sebagai berikut :
a. Tujuan
Dalam proses motivasi perlu
ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi. Baru kemudian para karyawan
dimotivasi kearah tujuan.
b. Mengetahui kepentingan
Hal yang penting dalam proses
motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan tidak hanya melihat dari
sudut kepntingan pimpinan atau perusahaan saja.
c. Komunikasi efektif
Dalam proses motivasi harus
dilakukan komunikasi yang baik dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa
yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya
insentif tersebut diperolehnya.
d. Integrasi
tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan
tujuan kepentingan karyawan. Tujuan organisasi adalahneedscomplex yaitu
untuk memperoleh laba serta perluasan perusahaan.Sedangkan tujuan individu
karyawan ialah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.Jadi, tujuan organisasi dan
tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian
motivasi.
e. Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi
dan individu karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Seperti memberikan bantuan kendaraan kepada salesman.
f. Team
Work
Manajer harus membentuk Team
work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan
perusahaan. Team Work penting karena dalam suatu perusahaan
biasanya terdapat banyak bagian.
2.9
Prinsip – Prinsip dalam Memotivasi
Anwar P. Mangkunegara(2007:100), mengatakan bahwa terdapat
beberapa prinsip dalam memotivasi kerja karyawan adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Partisipasi
Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan
kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
pemimpin.
2. Prinsip Komunikasi.
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih
mudah dimotivasi kerjanya.
3. Prinsip Pengakui Andil Bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil
dalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih
mudah dimotivasi kerjanya.
4. Prinsip Pendelegasian Wewenang
Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada
pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap
pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi
termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.
5. Prinsip Memberi Perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan
pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekrja apa yang diharapkan oleh
pemimpin.
2.10 Hasil
motivasi
Bukti berhasilnya seorangpimpin dalam memotivasi
bawahan/karyawan nya ditunjukkan dengan adanya :
1. peningkatan
tanggung jawab,
2. peningkatan
kedisiplinan dan kepatuhan pada norma/aturan,
3. terjalinnya
komunikasi dan hubungan yang harmonis dengan semua tingkatan,
4. peningkatan
partisipasi dan kepedulian,
5. peningkatan
kesempatan untuk pemecahan masalah serta berkurangnya tingkat kemangkiran dan
keluhan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Motivasi kondisi
mental yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku individu serta organisasi
untuk melakukan suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan
yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi
ketidak seimbangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Pandangan motivasi kerja dalam
organisasi ada 3 yaitu, model tradisional, model hubungan manusiawi, dan model
sumberdaya manusia.
Teori-teori motivasi kerja ini
dikemukakan oleh beberapa orang seperti A.H. Maslow, David Mc Clelland, Mc
Gregor, M. Scott Myers, Frederick Herzberg.
Tujuan motivasi adalah sarana untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.Bagi seorang manager, tujuan dari motivasi
adalah dapat menggerakkan atau memacu anggotanya agar timbul keinginan dan
kemampuan untuk meningkatkan semangat kerja sehingga tercapai tujuan dan
kesuksesan perusahaannya.
Jadi setiap pemimpin itu harus
mempelajari setiap prilaku karyawan agar bisa menggunakan motivasi yang tepat
dan cocok-seperti penghargaan terhadap pekerjaan, komunikasi dan informasi,
pesaingan peristiwa dan kebanggaan.
3.2
Saran
Penulisan makalah ini
didasari jauh dari kesempurnaan, tiada gading yang tak retak.Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan karya
kami.
DAFTAR PUSTAKA
Tim KDBD. 2014. Pengantar
Manajemen. Medan
Tisnawati, Ernie dan Kurniawan Saefullah.2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana
Usman, Husnaini. 2009.Manajemen.
Jakarta: Bumi Aksara
10 Best Casino Coupons - Riders Casino
BalasHapus1. No matchpoint Deposit Bonus Code - 10BestCasino.com. No 카지노사이트 deposit bonus bk8 code is 100% up to $1600 + $1000 Deposit Bonus Code.
Casinos Near Penn National Race Course in Ridgefield
BalasHapusSearch 익산 출장마사지 for Casinos Near Penn National Race Course in Ridgefield 화성 출장안마 using MapYRO. Find reviews, 김천 출장샵 photos & directions to Casinos 동두천 출장샵 Near 보령 출장샵 Penn National Race Course in Ridgefield.
Casinos in the UK - How to find good games - GrizzGo
BalasHapusSo, what do we air jordan 18 stockx shop mean by “casinos in the UK”? air jordan 18 retro toro mens sneakers outlet to find 마이크로 게이밍 a casino and air jordan 18 retro toro mens sneakers to my site live casino games on a 포커 게임 mobile phone device in 2021.